PAREPARETERKINI.COM — Adanya Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri dan campak di Provinsi Sulawesi Selatan pada 2021 dan 2022 ini karena rendahnya cakupan imunisasi anak selama pandemi Covid-19.

Kasus KLB campak ada dua kasus di Kabupaten Bulukumba, terjadi pada November dan Desember 2021. Lalu KLB difteri masing-masing satu kasus di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) pada pertengahan 2021 dan satu kasus di Barru sedang dalam proses investigasi.

“Untuk campak, difteri dan polio, satu kasus itu saja bisa langsung dikatakan kejadian luar biasa. Lantaran difteri itu sangat menular, sehingga memang perlu penanganan khusus dan imunisasi dasar harus tetap dilaksanakan meski dalam kondisi pandemi Covid-19,” jelas Martira Maddepungeng, Bidang Pengabdian Masyarakat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Sulsel.

Kepala Bidang Penegakan dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Sulsel, M Husni Thamrin pun menegaskan maka itulah sangat diperlukan anak-anak mendapatkan imunisasi dasar dan imunisasi tambahan.

Husni mengakui, jika pada awal pandemi Covid-19, cakupan imunisasi memang sangat rendah. Meski pada 2021 sudah melebihi target dan berada di urutan kedua secara nasional dengan capaian 98,4%. Sehingga bulan imunisasi anak memang perlu terus dicanangkan.

“Jika tidak imunisasi, dampaknya akan terasa lima tahun akan datang. Dengan imunisasi pula, ada 26 jenis penyakit dapat dicegah serta mencegah kematian 2-3 juta orang per tahun, menyelamatkan lebih dari 1,5 juta orang per tahun dan mencegah penyakit tahap awal,” sebut Husni, Minggu (6/3) usai briefing terkait Imunisasi Rutin termasuk Bulan Imunisasi Anak pada masa pandemi Covid-19 di Sulsel.

Dia pun menyebutkan jika manfaat imunisasi itu sangat penting untuk proteksi individu, membentuk kekebalan kelompok, dan proteksi lintas kelompok. “Dan khusus pemberian imunisasi pada kelompok usia tertentu atau anak, dapat membatasi penularan kelompok usia dewasa/orang tua,” lanjut Husni.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Unicef Sulawesi dan Maluku, Hengky Wijaya menambahkan, selama pendampingan yang mereka lakukan di wilayah Sulawesi dan Maluku, sejak Januari 2021 memang vaksinasi Covid-19 terus digenjot, tapi terjadi kekosongan di imunisasi dasar.

“Sehingga untuk saat ini, kita tidak hanya fokus pada vaksinasi Covid-19 saja, tapi juga imunisasi untuk anak agar bebas dari berbagai jenis penyakit,” pungkas Hengky. (Media Indonesia)