PAREPARE, PAREPARETERKINI.COM — Pemerintah Kota Parepare, merespons cepat keluhan warga terkait kelangkaan minyak goreng.
Pemkot Parepare melalui kantor Dinas Perdagangan langsung turun melakukan operasi Pasar minyak goreng. Hal itu dikemukakan, Kepala Dinas Perdagangan Parepare, Prasetyo Catur, Senin (7/2/2022).
“Kita respons cepat keluhan warga khususnya pelaku UKM, penjual gorengan. Beberapa pekan ini memang terjadi kelangkaan minyak goreng. Kita operasi pasar di Kecamatan Bacukiki,” kata Prasetyo.
Operasi pasar ini, kata dia, adalah kerjasama pemerintah kota dengan pihak distributor sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 14.000 perliter.
Kepala Bidang Perdagangan, Andi Sunra yang juga koordinator lapangan operasi pasar mengatakan, jumlah penerima untuk Kelurahan Watang Bacukiki, itu sebanyak 100 dari total keseluruhan 5.230 kupon untuk 22 kelurahan.
“Totalnya ada 5.230 kupon selama seminggu untuk kegiatan operasi pasar di 22 kelurahan, dan untuk Kelurahan Watang Bacukiki ada 100 kupon,” jelasnya.
Andi Sunra menjelaskan, pembagian kupon operasi pasar minyak goreng ini akan disesuaikan dengan jumlah masyarakat di setiap kelurahan dan dibagi-bagi sesuai minyak stok minyak goreng yang tersedia dari distributor.
“Beda-beda, itu berdasarkan jumlah warga perkelurahan kita konversi supaya merata dalam pembagiannya,” sambungnya.
Mengenai data yang mendapatkan kupon, kata Andi Sunra, itu sementara dikomunikasikan dengan pihak kelurahan masing-masing agar operasi pasar ini tepat sasaran.
“Kita koordinasi dengan pihak kelurahan, agar yang lebih diprioritaskan adalah warga yang tingkat perekonomiannya dibawah rata-rata. Untuk operasi pasar minyak goreng di Parepare dalam sehari, itu akan diupayakan di empat kelurahan,” ungkapnya.
Basri, warga Kelurahan Watang Bacukiki mengaku bersyukur adanya operasi pasar tersebut.
“Dalam beberapa pekan terakhir minyak goreng subsidi pemerintah ini menghilang. Kalau pun ada, harganya di atas Rp 14.000 perliter seperti yang ditetapkan oleh pemerintah. Kami bersyukur ada operasi Pasar,” kata Basri.
Basri mengaku, untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya, ia mencari usaha sampingan dengan berjualan gorengan usai menjalani aktivitasnya di sawah.
“Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah, meski pun hanya satu liter saja kami bisa sedikit terbantu” tambah Basri.
Ia juga berharap, kedepannya agar sering melakukan operasi pasar agar harga di pasaran juga bisa normal kembali.
“Kalau bisa kedepannya kegiatan seperti ini sering dilakukan supaya penjual-penjual minyak goreng bisa satu harga dengan yang ditetapkan dengan pemerintah,” harapnya. (*)