PAREPARETERKINI.COM — Mantan wakil presiden RI Jusuf Kalla mengkritik pengusaha asli Bugis-Makassar yang tak berinvestasi di daerah sendiri. Hal ini berbanding terbalik dengan pengusaha dari luar daerah yang justru ‘berlomba-lomba’ berinvestasi di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Jusuf mengatakan pengusaha Bugis-Makassar menguasai kewirausahaan seluruh sektor ekonomi di Sulawesi Selatan pada 1960-an. Namun, situasinya berbeda saat ini.
“Sekarang ini sudah sangat menurun dibandingkan masa lalu. Kalau berbicara tentang lahan, hampir semua lahan dikuasai oleh developer dari Jakarta,” ungkap Jusuf di Makassar, Jumat (4/3).
Melihat hal itu, Jusuf berharap kepala daerah tak hanya memprioritaskan kepentingan investor saja. Namun, kepala daerah juga harus melihat kepentingan nasional dan daerah.
“(Banyaknya investor dari luar daerah di Sulawesi Selatan seakan) menjadi terkuasai oleh investor-investor itu. Ini akibat pilkada yang mahal ongkosnya,” terang Jusuf.
Meski begitu, ia tak melarang jika terdapat investor yang ingin menanamkan modal di Sulawesi Selatan. Pasalnya, pembangunan ekonomi juga ditopang oleh investor dari luar daerah.
“Bukan tidak boleh. Tapi, karena ini sebuah bangsa yang besar, namun ada prioritas kepada bangsanya, baru orang luar,” jelas Jusuf.
Sebagai informasi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan mencatat total investasi di wilayahnya sebesar Rp16,6 triliun pada akhir 2021. Angka tersebut naik 32,37 persen dari posisi 2020 yang hanya Rp12,54 triliun.
Mayoritas investasi masih berasal dari investor lokal alias penanaman modal dalam negeri (PMDN). Rinciannya, investasi sebesar Rp12,08 triliun berasal dari PMDN dan sisanya Rp4,52 triliun dari penanaman modal asing (PMA). (*)