MAKASSAR, PAREPARETERKINI.COM — Pesawat Ultralight buatan Haerul, montir asal Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang, tak lama lagi akan diuji coba terbang.
Pesawat tersebut dikembangkan dilakukan di Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik (FT) Unhas, yang diketuai Prof Dr Nasaruddin Salam selaku Ketua Tim Pendampingan Pesawat Haerul (PPH) Unhas.
Ia menargetkan pengembangan pesawat itu dapat rampung 100 persen dan diuji terbang pada bulan April 2022.
“Insya Allah paling lambat April 2022. Kalau sudah datang alatnya di pasang, sudah bisa bulan depan uji cobanya,” ujarnya yang dihubungi, Rabu 9 Maret 2022.
Sekretaris Unhas Makassar itu menyebut, rencana uji coba dilakukan di dua tempat.
“Rencana dari Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) Sulsel, uji coba di Fakultas Teknik Gowa dan di Malimpung Kabupaten Pinrang,” kata Nasaruddin.
Ia juga menjelaskan, untuk membuat pesawat tersebut sempurna atau rampung, Tim, saat ini menunggu alat sistem kontrol pesawat yang didatangkan dari Singapura, yang akan dipasang di Kokpit.
“Kalau sistem kontrol mekanisnya, misalnya pergerakan plat pada sayap, roda, dan lain-lain sudah. Tinggal instrumentasi elektronik atau navigasi. Kalau itu sudah ada, nanti uji coba. Sudah ada juga pilot yang bersedia uji coba,” jelas Nasaruddin.
Dihubungi terpisah, Pilot FASI Sulsel, Arham Salam mengatakan, pihaknya dari FASI sekedar monitor progres pengembangan yang dilakukan FT Unhas.
“Kami belum sempat monitor untuk bulan ini. Biasanya sebulan sekali saya yang monitor mewakili FASI. Tapi bukan monitor Teknis, karena ada pihak yang berwenang seperti Dirjen Perhubungan Udara, saya hanya sekedar memonitor progresnya,” jelas Arham.
Rencana penerbangan tersebut, kata Arham ia belum mengetahui pilot dari mana yang akan menguji coba pesawat Ultralight itu.
“Memang beberapa bulan lalu saya pernah ikut meeting via zoom, ada pilot dari Jakarta ikut meeting. Tapi saya tidak tahu persis apakah itu pilot yang akan uji terbang,” ungkapnya.
Selain itu, Arham membeberkan, hasil monitoring terakhir secara bentuk Fisik diperkirakan sekitar 75 persen sudah rampung. Sementara, mekanisasi flight control 5 persen, dan instrumen flight 0 persen.
“Pada saat itu Prof Nasaruddin secara langsung menyampaikan ke saya bahwa mekanisasi kontrol dan instrumen akan mereka upayakan segera,” tandasnya. (Inv)