PAREPARETERKINI.COM – Doktor Ilmu Politik yang juga Direktur Politeknik Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) LAN Jakarta, Prof Nurliah Nurdin angkat bicara terkait penunjukan mantan Sekda Kota Parepare, Iwan Asaad menjadi Staf Khusus Penjabat (Pj) Wali Kota Parepare, Akbar Ali.
Prof Nurliah yang tengah ibadah Umrah di Mekkah, Arab Saudi, dihubungi lewat ponsel, Rabu malam (8/11/2023), menilai penunjukan Iwan Asaad itu sudah tepat. Dan penunjukan Staf Khusus oleh Pj Wali Kota atau kepala daerah itu sama sekali tidak ada aturan yang dilanggar.
“Pak Pj Wali Kota Akbar Ali saya pikir cerdas dalam melihat situasi dan kondisi di Parepare, sehingga memilih Pak Iwan Asaad menjadi Staf Khususnya. Itu sudah tepat. Kemampuan Pak Iwan di pemerintahan tidak disangsikan lagi,” kata perempuan kelahiran Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) ini.
Doktor lulusan Universitas Indonesia (UI) ini mengemukakan, Akbar Ali yang seorang pejabat di pusat (Kemendagri), pastinya sudah mempelajari situasi dan kondisi yang terjadi di Parepare setelah dia dipercaya menjadi Pj Wali Kota. Karena itu kemudian dia memilih Iwan Asaad, mantan Sekda Parepare menjadi Staf Khususnya, karena Iwan yang paling paham masalah Parepare.
“Pak Iwan Asaad ini expert. Paham dan mengetahui masalah Parepare. Karena itu bersama Pak Pj Wali Kota sekarang butuh evidence (bukti) di lapangan untuk kerja-kerja memajukan Parepare,” pinta Prof Nurliah.
Dia pun meminta Pj Wali Kota Akbar Ali untuk memprogramkan 100 hari kerja pertamanya di Parepare, dengan dibantu Iwan Asaad sebagai Staf Khusus dalam memperlancar kerja dan programnya.
Prof Nurliah berkisah pernah ke Parepare, dan melihat situasi di Pantai Lumpue yang begitu kotor dari sampah. Tidak berpikir panjang, dia langsung menelepon Iwan Asaad, yang saat itu masih menjabat Sekda melaporkan kondisi Pantai Lumpue. “Tidak lama kemudian sudah datang petugas kebersihan membersihkan Pantai Lumpue. Itu adalah bukti respons cepat. Jadi sebenarnya kita butuh evidence (bukti) bukan pencitraan,” tegas Prof Nurliah yang memiliki sederet penghargaan nasional maupun internasional ini.
Terkait Iwan Asaad, dia menilai, karier birokratnya begitu cemerlang hingga menduduki jabatan Sekda di Parepare. Hanya saja menjadi pertanyaan besar (big question) bagi dia, karena di tengah karier cemerlang itu tiba-tiba Iwan Asaad diberhentikan dari Sekda, dan menjadi tanpa jabatan atau nonjob di Pemkot Parepare.
“Padahal Pak Iwan ini mau pindah ke Provinsi menjadi fungsional perencana ahli utama, tapi kemudian diberhentikan jadi Sekda, dan dengan bukan pejabat eselon II itu menghalangi kepindahannya. Itu ada apa sebenarnya? Tapi saya pikir dengan Pak Pj Wali Kota yang sekarang memberi kepercayaan kepada Pak Iwan, bukan tidak mungkin dia diangkat pada posisi-posisi strategis,” ungkap Prof Nurliah. (*)