PAREPARETERKINI.COM, PAREPARE – Meski hidup di balik tembok penjara, semangat belajar para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Kelas IIA Parepare tak pernah padam.

Hal ini dibuktikan dengan digelarnya Ujian Pendidikan Kesetaraan (UPK) Paket C atau setara Sekolah Menengah Atas (SMA) Tahun Ajaran 2024/2025 yang mulai dilaksanakan hari ini, Senin (21/4/2025).

Bertempat di ruang pendidikan Lapas IIA Parepare, sebanyak sembilan orang warga binaan dengan penuh antusias mengikuti ujian yang akan berlangsung selama tujuh hari, terhitung sejak 21 hingga 27 April 2025.

Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara Lapas IIA Parepare dengan UPTD SPNF Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Parepare.

Kepala Lapas IIA Parepare, Totok Budiyanto, A.Md.IP, SH, mengungkapkan rasa syukur dan harunya melihat para warga binaan berkesempatan menyelesaikan pendidikan formalnya meski dalam keterbatasan. Tak hanya Paket C, total 25 orang warga binaan terdaftar mengikuti program pendidikan kesetaraan, di mana 9 orang mengikuti Paket C, 6 orang Paket B (setara SMP), dan 10 orang Paket A (setara SD).

“Di balik jeruji besi, mereka tidak berhenti bermimpi dan belajar. Ini menjadi kebanggaan bagi kami, bahwa pendidikan tetap bisa diraih dalam kondisi apapun,” ungkap Totok.

Totok juga menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh jajaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Parepare, tenaga pengajar SKB, serta petugas Lapas yang selama ini bekerja tulus dalam membimbing warga binaan, baik dalam hal pendidikan maupun pembinaan mental.

Adapun jadwal ujian Pendidikan Kesetaraan Paket C telah disusun, dimulai dengan mata pelajaran Pendidikan Agama dan PPKN di hari pertama, hingga ditutup dengan ujian Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) pada Minggu, 27 April 2025.

Pengawasan selama ujian juga dilakukan secara ketat oleh tim dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Parepare, termasuk Kasi Kesetaraan Nurcaya SE, MM, Pengawas Paud Dikmas Amirullah, S.Pd, dan Pamong Belajar serta staf lainnya.

Program ini tak hanya memberikan bekal akademis bagi warga binaan, namun juga membuka jalan bagi mereka untuk memiliki ijazah resmi sebagai syarat melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi atau sebagai kelengkapan administrasi ketika kelak kembali ke tengah masyarakat.

Kepala Seksi Bimbingan Narapidana dan Pendidikan (Bimnadik), Muchamad Zaenal Fanani, S.Sos., M.M, juga menegaskan bahwa pendidikan merupakan hak setiap warga negara, termasuk mereka yang sedang menjalani masa hukuman.

“Dengan semangat ‘Mari Semangat Untuk Bangkit’, kami ajak semua warga binaan tidak menyerah dengan keadaan. Pendidikan adalah modal utama untuk memperbaiki masa depan, dan Lapas memberikan ruang, waktu, dan kesempatan seluas-luasnya bagi mereka,” tegas Zaenal.

Kasubsi Bimkemaswat, Nur Alim Syah, SH, menambahkan bahwa program pendidikan kesetaraan ini menjadi solusi bagi warga binaan yang putus sekolah, agar bisa mendapatkan pendidikan dan ijazah setara SD, SMP, maupun SMA secara gratis.

Apresiasi juga datang dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Parepare, H. M. Makmur Husein, yang memuji komitmen Lapas IIA Parepare dalam mendukung hak pendidikan warga binaannya.

“Sinergi ini harus terus berjalan. Pendidikan adalah hak semua anak bangsa, termasuk mereka yang tengah menjalani masa hukuman. Dengan bekal pendidikan, mereka punya harapan baru setelah bebas nanti,” ujar Makmur Husein.

Sebagai penutup, Nurcaya, SE, MM, selaku Kasi Kesetaraan SKB Kota Parepare menegaskan bahwa program pendidikan kesetaraan yang berlangsung di Lapas bukan hanya bentuk pemenuhan hak pendidikan, tetapi juga bagian dari upaya negara untuk memberikan kesempatan setara bagi seluruh warga negara, di manapun mereka berada.

“Tidak ada alasan untuk berhenti belajar, termasuk di balik tembok penjara. Negara hadir untuk memastikan semua anak bangsa bisa menempuh pendidikan hingga jenjang tertinggi,” tutup Nurcaya.

Melalui kegiatan ini, Lapas IIA Parepare tak hanya menjadi tempat menjalani hukuman, namun juga menjadi ruang kedua bagi para warga binaan untuk menata ulang masa depan dengan bekal ilmu pengetahuan. (*terkini)