Kondisinya saat ini kian parah karena jalan tersebut masih kerap dilalui kendaraan yang berbobot berat.
Selain memblokir sebagian jalan, warga sekitar berinisiatif mendirikan kotak celengan dalam mengumpulkan dana untuk melakukan pengerjaan di sekitar jalan rusak guna menghindari kejadian serupa apabila terjadi hujan deras.
“Ada langkah-langkah yang dilakukan masyarakat di sini secara spontan yaitu memungut sumbangan agar mereka bisa secepatnya membuat semacam sloof di atas Dekker. Ini dilakukan agar tidak terjadi lagi apabila air meluap,” ujar Legislator PKB, Andi Muhammad Fudhail saat on the spot di lokasi tersebut.
Menurut Fudhail, ini efek banjir kemarin, di mana dekker ini tertutupi batang pohon. Sehingga air meluap dan memasuki antara dekker dan aspal, makanya aspal ini terbongkar dan pecah.
“Inilah yang ingin dicarikan solusinya. Apakah aspal dibongkar dan dicor, begitupun, baiknya dibuatkan penahan di Dekker ini agar air yang meluap tidak masuk ke badan jalan. Juga, sebenarnya drainase ini sangat dalam menurut informasi warga. Cuman sedimennya yang sangat tinggi,” ujarnya.
Olehnya itu, solusi yang ditawarkan yaitu, pemerintah harus melakukan pengerukan dan mengangkat sedimen-sedimennya agar air mengalir dari atas masuk ke dalam got bisa terantisipasi dan tidak meluap lagi.
“Solusinya, sedimennya dikeruk. Juga dibuatkan penahan di ujung dekker. Kemudian jalan ini harus dibongkar. Selanjutnya apakah diaspal atau dicor,” ungkapnya.
Meski begitu, dari pengakuan Fudhail, dirinya telah melakukan koordinasi dengan PUPR untuk menindaklanjuti hal ini.
“Langkah awal mereka lakukan adalah meninjau lokasi. Apakah ini akan dilibatkan DLH dan Dinas Damkar untuk persoalan sedimen. Dan harus dilakukan kemungkinannya yaitu membongkar aspal yang sudah retak kemudian apakah diaspal kembali atau dilakukan pengecoran,” ungkapnya.
Menurut pengakuan warga, dirinya bahkan mengangkat batang pohon yang menyumbat gorong-gorong, yang menyebabkan air masuk ke rumah warga.
“Ada juga bambu, dan ini pohon besar. Air masuk rumah warga. Pas waktu salat Jumat. Ini juga salurannya sudah dangkal. Dulu tidak seperti itu,” katanya.
Sementara, Plt Kepala Dinas PUPR Kota Parepare, Samsuddin Taha mengatakan, pihaknya akan ke lokasi untuk identifikasi masalah. “Senin siang ke lokasi,” tandasnya. (*)